Kepala Basarnas menjelaskan bahwa pengerahan helikopter menjadi langkah strategis untuk memperluas cakupan pemantauan dan mempercepat respons dalam penanganan kondisi kedaruratan di wilayah Sumatera Barat. “Unsur udara memiliki peran strategis untuk menjangkau titik-titik yang sulit diakses melalui jalur darat. Kami memastikan seluruh potensi SAR bekerja secara maksimal dan terkoordinasi,” ujarnya.
Dalam penerbangan pemantauan tersebut, Kepala Basarnas meninjau sejumlah titik terdampak bencana, termasuk wilayah Kabupaten Agam yang sebelumnya dilaporkan masih terisolasi. “Saya terbang menggunakan helikopter untuk memantau bagaimana situasi terakhir bencana di Sumatera Barat. Kemarin kami mendapat laporan beberapa tempat masih terisolasi, dan tadi kami menuju ke sana, tepatnya di wilayah Kabupaten Agam,” ungkapnya.
Setelah melakukan pemantauan udara, Kepala Basarnas memastikan bahwa kondisi aliran sungai yang sebelumnya membawa lumpur deras telah mulai stabil. “Saya pastikan kondisi lumpur-lumpur sungai yang deras sudah berhenti, dan banjir sudah mulai surut,” katanya.
Selain itu, Basarnas juga menerima informasi adanya tiga korban luka berat di Kecamatan Pelambayan, Kabupaten Agam. Saat helikopter Basarnas tiba di lokasi, tim langsung melaksanakan proses evakuasi.
“Kami mendapatkan informasi bahwa di Kabupaten Agam, tepatnya di Kecamatan Pelambayan, ada tiga korban yang mengalami luka terbuka. Saat kami sampai di sana, kami langsung mengevakuasi korban. Rata-rata mengalami patah terbuka yang sudah berlangsung enam hari,” jelas Kabasarnas.
Social Footer